KEBAHAGIAAN HATI SEJATI – Bahagia Adalah Saat Semua Keinginan Sudah Terpenuhi (Tercukupi)

Kebahagiaan adalah suasana hati yang penuh dimana semua yang anda inginkan sudah didapatkan. Bahagia itu sebenarnya mudah. Anda bisa merasakannya dimanapun, kapanpun dan apapun yang dialami. Melakukannya semudah membalikkan telapak tangan. Hanya saja banyak orang yang tidak mengetahui hal ini. Mereka lebih terposona dengan trend yang sedang terjadi. Mereka bahagia setelah orang lain mengakui rasa yang dimilikinya.
Beberapa orang yang kami kenal, kebahagiaannya tergantung dari bibir orang lain. Saat yang lainnya meng-acc-kan kesenangannya itu barulah bahagianya terasa penuh. Sadar atau tidak, rasa seperti ini cenderung menggantungkan bahkan menyerahkan suasana hati di tangan orang lain. Bila hal ini terus berlanjut niscaya bahagia itu rasanya dangkal saja.
Saat anda menggantungkan kebahagiaan pada perolehan kenikmatan duniawi secara kualitas (mutu) dan kuantitas (jumlah), secara otomatis anda menginginkan semua yang telah dilihat selama hidup ini. Saat melihat mobil maka anda hendak memiliki mobil, saat melihat pesawat maka anda hendak naik pesawat dan seterusnya. Semakin banyak yang dilihat maka semakin banyak pula keinginan itu akibat menggantungkan kebahagiaan pada gemerlapnya dunia ini.
Saat rasa bahagia kita tekankan pada pujian, penghargaan, penghormatan dan popularitas, artinya bahagia itu hanya sebatas kata-kata saja. Seperti cepatnya perkataan berlalu maka demikian pulalah kebahagiaan itu sesaat saja bagaikan hambusan angin sepoi-sepoi. Kebiasaan ini akan membuatmu berusaha untuk tampil berlebihan agar diperhatiakan (dipuji) oleh orang lain.
Yang lebih parahnya lagi adalah saat seseorang menggantungkan kebahagiaannya kepada uang. Bisa ditebak kapan bahagianya orang ini, yakni hanya sekali sebulan saja. Ciri khas mereka yang kental adalah materialistik. Apakah materi bisa masuk dalam hati anda? Atau masuk dalam otak anda? Bagaimana mungkin anda dapat menjalani hidup dengan tenang dan penuh kelegaan saat hati sedang tidak berbahagia? Padahal kebahagiaan itu dibutuhkan dalam setiap langkah kaki bahkan hembusan napas kita sekalipun.
Bagaimana juga dengan orang yang menggantungkan kebahagiaannya pada jabatan/ posisi yang dimiliki. Jabatan dalam organisasi memiliki batasan waktu tertentu sesuai dengan peraturan disana. Lalu bagaimana jadinya suasana hati itu saat anda tidak duduk di kursi yang sama? Karna itulah manusia memiliki kecenderungan untuk menghalalkan segala cara agar bisa menjabat lagi. Simak juga, Macam ketergantungan dalam hidup ini
Sadarilah bahwa menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain, dunia beserta seluruh isinya sama saja dengan menyerahkan hatimu kepada mereka. Jangan biarkan perasaanmu dipermainkan oleh lingkungan namun tundukkanlah hatimu kepada Tuhan sambil menunjukkan sikap yang baik kepada orang disekitar. Karena bukan apa yang datang dari luar melainkan apa yang ada di dalam kemudian diekspresikan sehari-harilah yang menentukan rasa itu.
Ingatlah bahwa orang lainpun dapat mempengaruhi bahagianya suasana hati ini. Kita dikendalikan orang namun tidak menyadarinya. Mereka sengaja mempaparkanmu/ memperlihatkan kepadamu beberapa hal yang syarat dengan hawa nafsu. Tidak hanya itu, mereka juga membiarkanmu untuk mencicipinya. Agar anda terpengaruh dan menginginkan banyak hal yang ditawarkan oleh dunia ini. Akan tetapi orang bijak mampu mengendalikan dan meredam hawa nafsunya.

Macam-macam kebahagiaan

Ada dua jenis kebahagiaan yang dapat kita rasakan dalam hidup ini. Berikut contohnya.
  • Kebahagiaan indra. Merupakan rasa bahagia yang diperoleh setelah indra (mata, telinga, kulit, hidung dan lidah) mengalami rangsangan yang berkualitas & berkuantitas tertentu dari lingkungan sekitar. Sangat erat kaitannya dengan jumlah materi yang diperoleh. Rasa ini sangat tergantung dengan situasi lingkungan sekitar. Semakin tenang lingkungan maka semakin dinikmati akan tetapi semakin kacau/ bergejolak lingkungan maka nikmatnya berkurang. Ini sama saja dengan menggantungkan hidup dibawah kendali orang lain.
  • Kebahagiaan hati. Merupakan kebahagiaan fundamental yang ditentukan oleh bagaimana cara anda mengelola hati sendiri. Semakin mahir dan terampil anda memanajemen hati maka semakin bahagia. Rasa ini sangat bergantung kepada diri sendiri dan tipis hubungannya bahkan tidak ada sama sekali hubungannya dengan lingkungan sekitar.

Cara memperoleh kebahagiaan hati

Yang pertama-tama harus anda ketahui bahwa kebahagiaan itu erat kaitannya dengan pemenuhan keinginan pribadi. Itulah kami katakan sebelumnya bahwa kebanyak orang cerdas dengan banyak keinginan sangat susah untuk merasa bahagia dalam setiap tapak kaki yang dilaluinya.
Kunci utama kebahagiaan hati adalah mengendalikan keinginan sendiri. Sebelum anda mampu mengendalikan hawa nafsu niscaya hal ini mustahil dapat dicapai. Bahkan bila perlu tekanlah keinginanmu seminimal mungkin. Banyak orang yang meyakini bahwa saat hati bebas dari (menolkan) hawa nafsu ini dan itu maka mudah bagi kita untuk berbahagia bahkan sampai menemukan talenta yang dimiliki.
Atau setidak-tidaknya, MERASA CUKUPLAH dalam segala sesuatu yang telah anda raih. Sekecil apapun itu, serendah apapun itu, dan sesederhana apapun itu (1) bila disyukuri dengan merasa cukup dan (2) menganggap bahwa itu adalah yang terbaik niscaya kebahagiaan itu selamanya di dalam hati.

Cara memperoleh kebahagiaan sejati

Sejati yang kami maksudkan adalah bahagia di bumi dan bahagia di akhirat. Ini terjadi saat anda memenuhi panggilan hidup yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta sedari awal. Manusia memiliki dua hasrat yang terpendam dalam dirinya yakni, bermanfaat untuk Tuhannya dan bermanfaat bagi sesamanya. Kita hidup di dunia ini untuk memuji dan memuliakan Sang Pencipta dengan hati, perkataan (nyanyian) dan perbuatan yang diekspresikan sehari-hari. Setelah itu, kita hadir di bumi ini untuk mendatangkan manfaat bagi sesama manusia. Pertama-tama adalah keluarga dan pada akhirnya adalah semua orang.
Memuji dan memuliakan Tuhan lewat perkataan tidak dapat selalu dilakukan sebab terdapat banyak aktivitas dalam keseharian ini. Sekalipun demikian, hati ini dapat selalu terkoneksi dengan Yang Maha Kuasa, saat kita tetap fokus memuji & memuliakan nama-Nya di dalam hati ini. Kebiasaan semacam ini juga turut membersihkan hati dan pikiran dari segala bentuk kejahatan, kebinatangan (kebencian, dendam, amarah, kekerasan) dan hawa nafsu yang sesat lainnya (seks di luar nikah, iri hati, cemburu, sombong, dll).
Bagian berikutnya untuk mencapai kebahagiaan sejati adalah saat kita mampu berbagi kasih dengan orang lain. Sadarilah bahwa bahagia dapat keluar dari dalam hati saat kita mampu membahagiakan orang lain. Ini seperti istilah “bola karet“, apa yang kamu lemparkan akan kembali kepadamu! Tidak perlu mencari-cari kebaikan yang begitu rumit, ramah-tamah adalah kebaikan yang paling sederhana. Lakukanlah semuanya itu dimulai dari orang-orang terdekat kita, misalnya keluarga, saudara, sahabat dan lain-lain. Selanjutnya kebaikan yang anda berikan kepada mereka tergantung dari sumber daya dan potensi/ kemampuan yang dimiliki.

Hambatan dalam kebahagiaan

Satu-satunya hambatan untuk berbahagia adalah saat kebaikan yang kita ekspresikan bertepuk sebelah tangan. Kecewa itu ada untuk membuatmu lebih kuat teman. Ini hanyalah soal pandangan/ falsafah hidup saja. Anda harus kembali memperbaiki sudut pandang tentang rasa ini. Seperti yang kami katakan sebelumnya bahwa kebahagiaan yang sejati itu ditentukan oleh sikap sendiri. Jika sikap anda sudah benar dihadapan Tuhan dan kebaikan anda nyata bagi orang lain maka hal itu sudah cukup untuk membuatmu bahagia.
Apakah yang lebih berarti dan yang lebih berharga dalam dunia ini selain memenuhi kehendak Sang Pencipta? Itulah kebaikan yang benar, saat kita bisa bermanfaat untuk memuliakan nama-Nya dan bermanfaat juga bagi sesama manusia.
Salam kebahagiaan sejati!

No comments:

Post a Comment

Postingan Populer